Selasa, 05 Juni 2012

Skripsi

PERSEPSI SISWA TERHADAP UJIAN NASIONAL
DI SMPN 6  KULISUSU BUTON UTARA PADA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011















SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan  Pada Program Studi Psikologi Pendidikan Konsentrasi Bimbingan Dan Konseling
 Jurusan Ilmu Pendidikan


OLEH


REZA ALMUS MUSTAHARA
 A1B1O6O73







FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
2011


BAB I 
 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pasal 3 Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 pada halaman 97 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak anak didik agar menjadi anak didik yang bermartabat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, yakni mengembangkan potensi anak didik ke arah yang lebih baik sesuai dengan harapan dan cita-cita pendidikan. 
Salah satu operasionalisasi pelaksanaan tujuan pendidikan adalah pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik di kelas merupakan salah satu mesin penggerak yang utama dalam pendidikan di sekolah. Melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien tujuan yang diharapkan dalam pendidikan akan tercapai, karena hasil atau prestasi belajar siswa di sekolah adalah salah satu indikator atau gambaran dunia pendidikan kita.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran adalah melalui kegiatan evaluasi. Salah satu bentuk pelaksanaan evalusi pengajaran adalah evaluasi belajar tahap akhir nasional yang disebut Ujian Nasional (UN).
Ujian Nasional (UN) adalah merupakan salah satu alat ukur tingkat keberhasilan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Ujian ini bertujuan untuk menilai kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu, yaitu kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil Ujian Nasional ini digunakan sebagai pertimbangan mutu pendidikan, seleksi jenjang pendidikan berikutnya, sebagai penentu kelulusan siswa. Standar Nilai kelulusan siswa pada Ujian Nasional ini ditentukan oleh pemerintah, khususnya Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Depdiknas pada setiap akhir Tahun Pelajaran.
Eksistensi atau keberadaan Ujian Nasional (UN) ini adalah merupakan agenda penting pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yakni mengupayakan pengendalian mutu pendidikan nasional melalui sistem evaluasi. Dalam Undang-Undang tersebut pemerintah menjamin upaya pengendalian kualitas pendidikan nasional melalui kegiatan evaluasi pendidikan, sebagaimana tertuang dalam pasal 57 ayat 1, bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian kualitas pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, (Undang-Undang Sisdiknas, 2003. Hal. 189).
Selain pernyataan dalam Undang-Undang Sisdiknas di atas, masalah evaluasi pendidikan (khusunya penilain pendidikan) juga ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, salah satu hal yang yang penting diupayakan adalah adanya standar penilaian, yakni standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik, (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005).          
Dari data nilai Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2010/2011 di SMPN 6 Kulisusu pada mata pelajaran yang diujinasionalkan dapat diinterpretasi bahwa siswa SMPN 6 Kulisusu telah menunjukan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat bahwa Nilai Ujian Akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai rata-rata 7.16; mata pelajaran Bahasa Inggris dengan nilai rata-rata 6.48; mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan nilai rata-rata 6.45; dan mata pelajaran Matematika dengan nilai rata-rata 5.90.
Rendahya nilai perolehan siswa pada Ujian Nasional (UN) disebabkan faktor persepsi siswa terhadap Ujian Nasional, karena persepsi ini adalah merupakan penafsiran atau pemaknaan siswa terhadap Ujian Nasional tersebut. Anoraga (1992:42) mengatakan bahwa persepsi adalah penafsiran terhadap sesuatu atau informasi berdasarkan dimana persepsi tersebut tergantung pada kecakapan atau pengetahuan seseorang terhadap apa yang ditafsirkan.


B.  Masalah Penelitian 
Masalah penelitian ini adalah ”Bagaimana persepsi siswa terhadap Ujian Nasional pada SMP Negeri 6 Kulisusu Buton Utara Tahun Pelajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap Ujian Nasional pada SMP Negeri 6 Kulisusu Buton Utara Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan masukan atau informasi untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN).
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam mengambil keputusan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, dan sebagai bahan pustaka sekolah, serta dapat memberikan sumbangan positif bagi guru-guru agar dapat memacu diri dalam upaya-upaya meningkatkan prestasi pada pelaksanaan Ujian Nasional.
3. Bagi Orang Tua
Memberikan informasi bimbingan, perlakuan, dan kesempatan untuk mengarahakan dan menciptakan lingkungan yang baik yang diberikan kepada anak-anaknya serta untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam menghadapi Ujian Nasional.
4. Bagi Penelitian Lebih Lanjut
Sebagai bahan rujukan atau referensi teoritis bagi peneliti-peneliti selanjutnya, agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat yang pada gilirannya akan bermanfaat bagi dunia pendidikan kita khusunya yang berkaitan dengan Ujian Nasionan (UN).               














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan untuk menilai pencampaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam keompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai : (1) Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; (2) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; (3) penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (4) Dasar pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, (POS UN SMP/SMA, 2011:38).
Selanjutnya, POS UN (2011:39-40) dijelaskan bahwa Ujian Nasional (UN) adalah salah satu kegiatan pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakan pada tiap-tiap akhir pelajaran diikuti oleh seluruh siswa SMP kelas IX dalam rangka salah satu menyelesaikan jenjang pendidikan menengah, dengan pertimbangan bahwa:
1.     Ujian Nasional merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam usaha menyukseskan  program pendidikan nasional, baik secara kuantitas maupun kualiatas.
2.     Ujian Nasional dapat dipergunakan untuk pembinaan pendidikan terutama fasilitas dan proses belajar mengajar di kelas.
3.     Nilai yang dicapai dalam Ujian Nasional dapat digunakan untuk menentukan peringkat, seleksi penerimaan siswa baru ke jenjang yang lebih tinggi.
4.    Ujian Nasional (UN) merupakan komponen penentu para siswa untuk penentuan nilai ijazah surat tanda kelulusan. 
Ujian Nasional (UN) adalah merupakan kegatan penilaian hasil belaajr peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan pada jalur sekolah yang diselenggarakan secara nasional dan bersamaan dan merupakan sistem penilaian yang dilakukan pada akhir tahun ajaran secara nasional dimana penentuan nilai tidak boleh dilakukan secara subyektif tetapi didasarkan pada prestasi belajar siswa dalam mengerjakan tes/soal yang tercantum dalam naskah soal Ujian Nasional (UN), Rahman (2010:37).
Jalal dan Supriadi (2002 :41) mengatakan bahwa Nilai Ujian Nasional (UN) adalah nilai dari hasil ujian tahap akhir secara menyeluruh dan nasional tanpa dipengaruhi oleh nilai-nilai lain, dan dapat dipergunakan untuk kepenntingan strategi pembinaan pendidikan terutama pemenuhan fasilitas pendidikan dalam proses belajar mengajar untuk peningkatan mutu pendidikan itu sendiri secara integral, menyeluruh, dan komprehensif.
Depdiknas (20011:21) menjelaskan bahwa Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk:
1.      Mengukur pencampaian hasil peserta didik
2.     Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah atau pada satuan jenis atau jenjang pendidikan tertentu.
3.    Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan seara nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah kepada masyarakat.
B. Standar Kelulusan Nasional
1. Pengertian Standar Kelulusan Nasional
Standar Kelulusan Nasional adalah kriteria/persyaratan minimal tentang sistem evaluasi pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, (http://fkip.wisnuwardhan:ac.id).
Petunjuk Operasional Standar (POS) UN 2011 (POS UN 2011:24-25) bahwa kriteria atau persyaratan kelulusan Ujian Nasional (UN) peserta didik adalah:
a.    Perserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah/Madrasah SMP/SMA/SMK apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Sekolah/Madrasah.
b.    Nilai Sekolah/Madrasah sebagaimana yang dimaksud pada nomor 1 diperoleh dari gabungan antara nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan Nilai Rata-Rata Rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan pembobotan 60% untuk nilai Ujian Sekolah/Madrasah dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.
c.    Kelulusan peserta didik dari Ujian Nasional ditentukan berdasarkan Nilai Akhir (NA).
d.    Nilai Akhir (NA) pada butir 3 diperoleh dari gabungan Nilai Sekolah/Madrasah dan nilai rata-rata rapor dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dengan Nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk Nilai Sekolah/Madrasah dari mata pelajaran yang diujinasinalkan dan 60% untuk nilai Ujian Nasional.
e. Peserta didik dinyatakan Lulus Ujian Nasional apabila rata-rata dari semua Nilai Akhir sebagaimana yang dimaksud pada butir 3 di atas mencampai nilai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol).

2. Kebijakan Pemerintah Tentang Ujian Nasional (UN)
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, pasal 2 ayat (1) diatur bahwa ruang lingkup standar Nasional pendidikan terdiri dari delapan ruang lingkup, yakni (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi, (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian, (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005)..
Secara rinci kedelapan standar nasional pedidikan ini akan dijelaskan sebagai berikut ini:
a. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan.
b. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencampai standar kompetensi lulusan.
c. Standar Kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan penjabatan, dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar Sarana dan Prasarana adalah standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, temapat bermain, tempat rekereasi, serta sumber belaajr lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkata satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiyaan adalah standar nasional pendidikan yang mengatur ompnen dan esarna perasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar Penilaian pendidikan adalah standar penilaian pendidikan nasional yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penialain hasil belaajr peserta didik.
 

C. Deskripsi Persepsi
Semiawan (1999:51) aktivitas persepsual pada dasarnya merupakan proses pengenalan informasi yang terjadi pada seseorang. Informasi itu berupa objek tertentu yang terjadi di lingkungan sekitar seseorang. Semua informasi yang diterima oleh seseorang diproses melalui alat-alat yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke bagian otak seseorang. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indara penerima seseorang.
Anoraga (1992:42) mengatakan bahwa persepsi adalah penafsiran terhadap sesuatu atau informasi berdasarkan dimana persepsi tersebut tergantung pada kecakapan atau pengetahuan seseorang terhadap apa yang ditafsirkan.
Sasanti, (2003:72) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera, dimana persepsi tersebut sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Sabri (1993:22) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali lingkungan pergaulan hidupnya. Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan yang diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterpretasikan dan dievaluasi.
Mar’at (1981) (dalam Kusuma, 2009:22) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990:27) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif, baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan dan menarik kesimpulan, termasuk menarik kesimpulan tentang apa yang dipersepsikan itu. Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
a.   Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, yaitu urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk menilai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu: 1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Mengacu pada pendapat para ahli sebagaimana yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut.
D. Persepsi Siswa terhadap Ujian Nasional (UN)
Mar'at (dalam Aryanti, 1995:17) mengemukakan bahwa persepsi siswa adalah merupakan pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek tertentu. Rahmat (dalam Kusuma, 2009:23) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan oleh persepsi fungsional dan struktural. Beberapa persepsi fungsional atau persepsi yang bersifat personal antara lain: kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Persepsi struktural atau persepsi dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Azwar (1995:82) bahwa persepsi siswa terdiri dari dua unsur, yakni (1) unsur personal atau fungsional, dan (2) unsur struktural. Unsur personal (fungsional) antara lain pengalaman, proses belajar, kepribadian (kecemasan), kebutuhan, motif (motivasi), dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Unsur struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.
Persepsi siswa yang relevan dengan penelitian akan didesksripsi lebih lanjut sebagaimana berikut ini.

1. Persepsi fungsional
Persepsi fungsional adalah persepsi yang berasal dari dalam diri siswa. Unsur fungsional yang mempengaruhi persepsi siswa yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
a) Motivasi.
Motivasi adalah kemauan seseorang untuk melakukan tindakan atau kegiatan secara sadar. Menurut Kartono (1979:80) kemauan seseorang itu ditunjukkan/ditandai degan gejala-gejala sebagai berikut: 1) Gejala kemauan merupakan dorongan yang berasal dari dalam yang dimiliki oleh manusia, karena kemuan merupakan dorongan yang disadari dan dipertimbangkan, maka dorongan ini tidak akan menimbulkan gerakan-gerakan yang tidak disadari seperti instik dan infleks. 2) Gejala kemauan yang berhubungan erat dengan satu tujuan, kemauan mendorong timbulnya perhatian, mendorong gerak aktivitas karena tercapainya suatu tujuan. 3) Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan, kemauan didasarkan atas pertimbangan, baik pertimbangan akal yang menentukan benar salahnya perbuatan kemauan maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya atau halus tidaknya perbuatan kemauan, atau pentingnya sesuatu objek. Maka dalam gejala kemauan terdapat kesejajaran antara dorongan kemauan, pikiran, perasaan, tujuan, dan tindakan. 4) Pada gejala kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan, pikiran dan perasaan tetapi seluruh pribadi memberikan corak pada perbuatan kemauan. 5) Di dalam gejala kemauan terkandung sifat aktif, karena timbulnya dorongan kemauan tertentu sekaligus timbul tujuan apa yang akan dicapai oleh dorongan itu. Tujuan itu adalah sesuatu yang dipandang berguna bagi pribadinya, dan demi pribadinya akan timbul dorongan dan tujuan yang akan dicapai dengan aktivitas tersebut.
Seorang siswa yang mengaggap Ujian Nasionan (UN) itu penting, maka akan menjadi pendorong atau penggerak kemauan siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Hal ini relevan dengan pendapat Slameto (1987:57) motivasi untuk memperoleh nilai tertinggi adalah salah satu faktor yang akan memacu semangat belajar siswa. Dari pendapat ini dapat dipahami bahwa motivasi akan mempengaruhi persepsi siswa terhadap keberadan evaluasi nasional yang biasa dikenal Ujian Nasional (UN), karena salah satu tujuan Ujian Nasional (UN) adalah untuk mengetahui prestasi siswa. Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi untuk memperoleh nilai atau prestasi tertinggi dalam Ujian Nasional, maka akan diiringi dengan upaya belajar keras dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) tersebut. 
b) Kepribadian
1) Kecemasan. Kecemasan merupakan salah faktor kepribadian yang ada dalam setiap individu. Kecemasan harus muncul dalam diri siswa ketika mereka terlibat dalam proses belajar atau menghadapi evaluasi atau ujian. Menurut Brown (dalam Purwanto, 1990:72) dengan adanya rasa kecemasan atau kekhawatiran diri akan mendorong peserta didik melakukan proses pembelajaran menuju ke arah keberhasilan.
2) Perasaan malu. Brown (dalam Kartono, 2000:151 ) persaan malu ini diistilahkan dengan sikap mempertahankan diri atau melindungi sifat ego (inhibition), dan penghargaan diri (self-esteem). Peserta didik yang memiliki sifat ini mereka dapat menyelesaikan tugas apapun dan situasi apapun. Dari pendapar ini dapat dideskripsi bahwa adanya sifat ini akan menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik dalam mempersiapkan dirinya dalam menghadapi Ujian Nasional.
c) Kebutuhan
Dorongan kebutuhan merupakan salah satu pula penggerak kegiatan atau tindakan individu. Perasaan bahagia adalah salah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi individu. Seorang siswa yang membutuhkan rasa bahagia lewat kegiatan Ujian Nasional (UN), maka dia akan berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai tertinggi. Hal ini berangkat dari persepsi bahwa dengan nilai yang memuaskan dalam Ujian Nasional (UN) akan memberikan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri baginya.

2. Persepsi Struktural
Persepsi struktural adalah persepsi yang berasal dari luar diri siswa. Unsur struktural yang mempengaruhi persepsi siswa yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
a) Lingkungan keluarga
Menurut Sochib (1991:170) ditinjau dari aspek psikologis lingkungan keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri.
Dari pendapat di atas dapat dideskripsi bahwa orang memiliki peran untuk mempengaruhi anaknya untuk belajar, termasuk ketika menghadapi Ujian Nasional (UN).  
b) Hukum-hukum yang berlaku
Hukum adalah sesuatu yang harus dihormati dan ditaati. Dalam kaitan ini, Ujian Nasional (UN) telah menjadi kebijakan pemerintah yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, siswa yang telah menyadari ini, akan menumbuhkan persepsi mereka mejalankan kegiatan Ujian Nasional (UN) ini sebagai bentuk ketaatan mereka pada suatu kebijakan pemerintah tersebut. Selain itu, persyaratan nilai Ujian Nasional (UN) yang dipersyaratkan oleh sekolah-sekolah favorit, juga akan memacu siswa untuk belajar sungguh-sungguh untuk bisa masuk sekolah-sekolah favorit.
c) Nilai-nilai dalam masyarakat
Nilai adalah sesuatu yang berharga yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kehormatan atau citra adalah sesuatu nilai  harus dipertahankan dan diperjuangkan dalam kehidupan seseorang. Seorang siswa memiliki persepsi  dengan nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang mengangkat citra atau kehormatan orang tua dan sekolah, maka mereka akan belajar sungguh-sungguh untuk meraihnya. Siswa yang memiliki tanggung jawab untuk mengangkat citra dan kehormatan orang tua, maka dia kan belajar sungguh untuk memperoleh nilai tertinggi.
E. Kerangka Pikir
Penelitian ini berdasarkan kajian teori yang berkaitan dengan persepsi siswa terhadap Ujian Nasional, dengan mengikuti prosedure kerja, yakni: menelaah/mengkaji terori persepsi; menyusun indikator instrumen penelitan; menyusun instrumen penelitian; melaksanakan penelitian; mengolah data menarik kesimpulan hasil penelitian.          
F.  Hipotesis
Penelitian berangkat dari hipotesis bahwa persepsi yang benar bagi siswa terhadap ujian nasional akan memberikan dampak positif bagi prestasi Ujian Nasional (UN) siswa.












BAB III 
 METODE PENELITIAN

A.  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakn di SMP Negeri 6 Kulisusu Kecamatan Kulisusu mulai tanggal 26 Mei sampai dengan 10 Juni 2011

B.  Jenis Penelitian 
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu peneltian yang mendeskripsikan persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN).

C.  Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah yakni persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN). 

D. Populasi dan Sampel Penelitian 
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMPN 6 Kulisusu pada tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 141 siswa. Gambaran populasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
      Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No.    Kelas    Jumlah Siswa
        Laki-Laki    Perempuan    Total
1    III-1    17    23    40
2    III-2    16    19    35
3    III-3    15    15    30
4    III-4    19    17    36
Total    4    67    74    141
 Sumber: SMP Negeri 6 Kulisusu

Sampel penelitian adalah 40 siswa, yakni kelas VIII-1 yang berjumlah 40 siswa. Sampel dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik acak proporsional (proporsional random sampling). Menurut Sutrisno Hadi bahwa, pengambilan sampel acak (random sampling), yaitu pengambilan sampel tanpa pandang bulu, dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel, Hadi 1989:79). Alasan penggunaan teknik ini karena penempatan siswa kelas VIII-1 berdasarkan prinsip proporsional. Artinya, setiap kelas ditempati oleh siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, kelas VIII-1 dianggap mewakili dari keseluruhan kelas VIII SMPN 6 Kulisusu dan layak dijadikan sampel penelitian.

E.  Defenisi Operasional
Persepsi siswa adalah tanggapan atau pendapat siswa kelas VIII-1 SMPN 6 Kulisusu terhadap keberadaan Ujian Nasional (UN) yang ditentukan oleh oleh pemerintah khususnya kementerian pendidikan nasional pada setiap akhir tahun pelajaran bagi siswa yang telah menyelesaikan seluruh program pelajaran selama 6 semester. Persepsi siswa ini diukur dengan menggunakan 21 item angket yang berkaitan aspek-aspek persepsi yakni persepsi yang berasal dari dalam diri siswa seperti motivasi, kepribadian, kebutuhan, lingkungan keluarga, maupun yang berasal dari luar siswa seperti hukum-hukum yang berlaku yang berkaitan dengan kebijakan UN, dan nilai-nilai dalam masyarakat berupa citra sosial bila siswa meraih prestasi yang baik dalam ujian nasional.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah angket yang berisikan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan atau keberadaan ujian Ujian Nasional (UN) bagi siswa yang telah menyelesaikan seluruh program pelajaran selama 6 semester. Angket terdiri dari 21 item pernyataan dengan 4 pilihan jawaban. Angket dalam penelitian ini menggunakan penyusunan model LIKERT, yaitu skala yang berisi empat tingkat jawaban yang merupakan skala jenis ordinal dengan pilihan sebagai berikut:
A ( Sangat Setuju )        
B ( Setuju )           
C ( Tidak Setuju )       
D (Sangat Tidak Setuju )    
  
G. Teknik Pengumpulan Data    
    Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah teknik angket, yaitu pengumpulan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertentu untuk di jawab secara tertulis pula, (Nawawi 1983 : 117). Angket dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertantanyaan tertulis yang akan dijawab oleh siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

H. Teknik Analisis Data
    Data yang telah diperoleh dianalisis dengan teknik atau metode analisis deskriptif.  Tjokrosujoso (1996:37) mengemukakan bahwa teknik atau metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data secara persentase dan menggunakan kata-kata secara deskriptif.
Untuk menentukan tingkat persentase tiap butir item angket, peneliti menggunakan rumus:
   
  Dimana:        P   =   persentase
nri     Jumlah siswa sampel yang memilih setiap alternatif jawaban pada angket
nc     =   Jumlah keseluruhan siswa sampel
(Singarimbun, 1989 : 43)
Indikator tingkat persepsi siswa adalah:
0% - 20%  = sangat rendah (negatif)
21% - 40% = rendah (negatif)
41% - 60% = Cukup rendah (negatif)
61% - 80% = Tinggi (positif)
81% - 100% = Sangat tinggi (positif),  (Riduwan, 2003:72)







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan (a) profil SMP Negeri 6 Kulisusu; (b) hasil penelitian; dan (c) pembahasan hasil penelitian.

A. Profil Umum SMPN 6 Kulisusu
 SMPN 6 Kulisusu mengemban misi: (a) meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi siswa; (b) meningkatkan keterampilan bagi siswa agar kelak dapat hidup mandiri; (c) meningkatkan pemahaman anak didik untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, menguasai teknologi, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; dan (d) menyiapkan sarana dan prasarana penunjang sebagai wahana latihan keterampilan dan pengembangan potensi bagi siswa.
Tujuan SMPN 6 Kulisusu adalah: (1) menamatkan siswa yang memiliki keterampilan dan kecakapan, serta kesadaran iman dan taqwa; (2) menamatkan siswa yang mampu bersaing di sekolah unggulan; (3) menambah pengetahuan melalui peningkatkan pengayaan mata pelajaran ujian nasional dan mata pelajaran ujian sekolah; (4) terjalinnya kerjasama yang baik dengan berbagai pihak dalam manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPBS); (5) Tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan efisien.



B. Hasil Penelitian
Hasil dari tiap item angket yang mengukur tingkat persepsi siswa dapat dilihat pada masing-masing tabel data berikut.
Tabel 4. 1 Persepsi Siswa Pentingnya Ujian Nasional (UN)
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    29    72,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)    10    25,00    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    1    2,50    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0%    Sangat rendah (negatif)
Total    40    100,00%    -
       Sumber: Data Angket pada item No. 1
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ada 29 (72,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 10 (25,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 1 (2,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju tingkat persepsi rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) adalah masih sangat penting bagi siswa. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memilih sangat setuju menunjukkan persentase 72,50 persen dengan indikator tinggi (positif), sedangkan siswa yang yang menyatakan setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju menunjukkan persentase dengan indikator rendah (negatif). Dengan indikator rendah (negatif) ini berarti pula bahwa Ujian Nasional (UN) sangat penting bagi siswa. 


Tabel 4.2    Siswa lebih giat belajar bila menghadapi Ujian Nasional (UN)                 karena Menentukan keberhasilan mereka
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    26    65,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)    13    32,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    1    2,50    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0%    Sangat rendah (negatif)
Total    40    100,00%   
    Sumber: Data Angket pada item No. 2
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada 26 (65,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 13 (32,50%) siswa yang menyatakan setuju tingkat persepsi rendah (negatif); 1 (2,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju tingkat persepsi sangta rendah (negatif), dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar, karena prestasi Ujian Nasional (UN) menentukan keberhasilan siswa. Dari data ini dapat dideskripsi pula bahwa dengan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan keaktifan siswa, karena pencapaian nilai siswa dalam Ujian Nasional (UN) akan menentukan keberhasilan mereka.
Tabel 4.3     Siswa termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh dengan adanya Ujian Nasional (UN)
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    27    67,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)    12    30,00    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    1    2,50    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0%    Sangat rendah (negatif)
Total     40    100,00%   
      Sumber: Data Angket pada item No. 3
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ada 27 (67,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 12 (30,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 1 (2,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan termotivasinya siswa untuk belajar sungguh-sungguh dengan adanya Ujian Nasional (UN). Dari data ini dapat dideskripsi pula bahwa dengan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh.
Tabel 4.4    Siswa berusaha untuk menguasai materi pelajaran untuk                     mendapatkan nilai tertinggi pada Ujian Nasional (UN) untuk masuk disekolah favorit
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    26    65,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)    9    22,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    5    35,00    Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40    100,00   
Sumber: Data Angket pada item No. 4

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada 26 (65,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 9 (22,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 5 (12,5%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif). Hal ini berarti bahwa para siswa akan berusaha untuk menguasai materi pelajaran untuk mendapatkan nilai tertinggi pada Ujian Nasional (UN) untuk masuk disekolah favorit. Dari data ini pula dapat dimaknai bahwa dengan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar giat untuk menguasai materi pelajaran yang diujinasionalkan untuk menggapai impian mereka masuk pada sekolah favorit.
Tabel 4.5 Mata Pelajaran yang diujinasionalkan perlu ditambah
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)      8    20,00    Sangat rendah (negatif)
Setuju (S)    18    45,00    Cukup Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    13      32,50    Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)      1     2,50    Sangat rendah (negatif)
Total     40    100,00   
    Sumber: Data Angket pada item No. 5
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa bahwa ada 8 (20,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); 18 (45,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi cukup rendah (negatif); 13 (32,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); dan ada 1 (2,5%) siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif). Data ini menunjukkan bahwa pernyataan ”mata pelajaran yang diujinasional perlu ditambah” berada pada tingkat persepsi yang negatif. Dari data ini dapat dimaknai atau dideskripsikan bahwa mata pelajaran untuk Ujian Nasional (UN) saat ini, yakni mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Keempat mata pelajaran ini di anggap sudah cukup, dengan demikian tidak perlu ditambah.
Tabel 4.6 Siswa lebih giat belajar bila menghadapi Ujian Nasional (UN) karena merasa malu bila tidak lulus Ujian Nasional (UN)
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    27    67,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)    10    25,00    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    3    7,50    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40    100,00   
     Sumber: Data Angket pada item No. 6
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada 27 (67,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 10 (25,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 3 (7,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan termotivasinya siswa untuk belajar sungguh-sungguh dengan adanya Ujian Nasional (UN). Dari data ini dapat dideskripsi pula bahwa dengan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh.  Perasaan malu siswa bila mereka tidak lulus Ujian Nasional (UN) ini sebagai pendorong atau pembangkit motivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Dengan rasa malu ini, secara psikologis akan membangkitkan semangat belajar siswa dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) yang diadakan setiap tahunnya.


Tabel 4.7 Siswa senang belajar kelompok bila menghadapi Ujian Nasional (UN)
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    28    70,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)    10    25,00    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju      2      5,00    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40    100,00   
    Sumber: Data Angket pada item No. 7
Tabel 4.7 mendeskripsikan bahwa ada 28 (70,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 10 (25,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 2 (5,00%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif), dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa pernyataan ”siswa akan membentuk belajar kelompok bila menghadapi Ujian Nasional (UN) menunjukkan persentase tertinggi. Data ini menggambarkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan semangat belajar siswa dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional (UN).
Tabel 4.8     Siswa lebih giat belajar bila menghadapi Ujian Nasional (UN), karena siswa cemas atau khawatir bila tidak mampu mengerjakan soal-soal Ujian Nasional (UN)
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    30    75,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)      4    10,00    Sangat Rendah  (negatif)
Tidak Setuju      4    10,00    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)      2      5,00    Sangat rendah (negatif)
Total     40       100,00   
       Sumber: Data Angket pada item No. 8
Tabel 4.8 mendeskripsikan bahwa ada 30 (75,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 4 (10,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); 4 (10,00%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan 2 (5,00%) siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif). Data ini menunjukkan bahwa pernyataan ”siswa cemas atau khawatir bila tidak mampu mengerjakan sosal-soal Ujian Nasional (UN)” berada pada tingkat persepsi tinggi (positif). Hal ini menggambarkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) menimbulkan perasaan cemas khwatir dari dalam diri siswa yang tinggi. Dari sudut pandang psikologi perasaan cemas atau khawatir (anxiety) dari dalam diri siswa akan memacu semangat mereka untuk belajar dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).
Tabel 4.9 Siswa akan merasa bahagia bila mendapat nilai Ujian Nasional (UN) yang memuaskan
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    34    85,00    Sangat Tinggi
    (positif)
Setuju (S)      6    15,00    Sangat Rendah
 (negatif)
Tidak Setuju    0    0    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40         100,00   
   Sumber: Data Angket pada item No. 9
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa ada 34 (85,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi sangat tinggi (positif); 6 (15,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa pernyataan ”siswa akan merasa bahagia bila mendapat nilai Ujian Nasional (UN) yang memuaskan” pilihan sangat setuju berada pada level sangat tinggi (positif). Hal ini menggambarkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) menimbulkan perasaan bahagia bila siswa mendapat nilai yang memuaskan. Dari impian bahagia ini akan memacu semangat siswa untuk belajar dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).
Tabel 4.10 Keaktifan siswa untuk mengerjakan soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun sebelumnya
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    26    65,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)    9    22,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    5    12,50    Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40        100,00   
   Sumber: Data Angket pada item No. 10
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa ada 26 (65,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 9 (22,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 5 (12,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif). Hal ini berarti bahwa para siswa akan berusaha untuk menguasai materi pelajaran untuk mendapatkan nilai tertinggi pada Ujian Nasional (UN) melalui pembahasan soal-soal ujian nasional  tahun sebelumnya. Dari data ini pula dapat dimaknai bahwa dengan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar giat untuk menguasai materi pelajaran yang diujinasionalkan melalui pembahasan soal-soal tahun sebelumnya. Dengan kata lain, keberadaan Ujian Nasional (UN) akan membangkitkan semangat dan keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun sebelumnya.
Tabel 4.11    Kesiapan siswa untuk mengikuti pembahasan soal-soal Ujian Nasional (UN) yang diadakan oleh guru, karena kecemasan dalam menjawab soal-soal UN
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    26    65,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)    10    25,00    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    4    10,00    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40         100,00     
     Sumber: Data Angket pada item No. 11
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa ada 26 (65,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 10 (25,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 4 (10,00%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif), dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif). Hal ini berarti bahwa siswa yang sangat setuju tentang kesiapan mereka untuk mengikuti pembahasan soal-soal Ujian Nasional (UN) yang akan diadakan oleh guru, akibat dari kecemasan mereka jangan sampai kesulitan dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) akan menumbuhkan kesiapan siswa untuk mengikuti pembahasan soal-soal Ujian Nasional (UN).
Tabel 4.12 Kesungguhan siswa untuk mengerjakan soal-soal Ujian Try Out Ujian Nasional (UN), karena nasehat orang tua.
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    25         62,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)    15         37,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    0    0    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40         100,00     
     Sumber: Data Angket pada item No. 12
Tabel 4.12 mendeskripsikan bahwa ada 25 (62,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 15 (37,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif), sedangkan pernyataan setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju berada pada tingkat persepsi negatif. Hal ini berarti bahwa siswa bersedia untuk mengikuti dan mengerjakan soal-soal pra-ujian nasional yang biasa dikenal ujian Try Out, karena dorongan dan nasehat orang tua. Deskripsi menggambarkan bahwa ada persepsi positif dari siswa tentang keberadaan Ujian Nasional (UN).

Tabel 4.13    Orang tua menyediakan buku-buku latihan UN dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) ini
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    26    65,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)    14    35,00    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju    0    0    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total    40         100,00     
    Sumber: Data Angket pada item No. 13
Tabel 4.13 mendeskripsikan bahwa ada 26 (65,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 14 (35,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif), sedangkan pernyataan setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju berada pada tingkat persepsi negatif. Hal ini berarti bahwa 26 (65,00%) siswa mempersepsikan Ujian Nasional (UN), orang tua mereka membantu keberhasilan mereka dalam menghadapi Ujian Nasional dan menambah gairah siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Deskripsi menggambarkan bahwa ada persepsi positif dari siswa tentang keberadaan Ujian Nasional (UN), karena adanya dukungan orang tua.




Tabel 4.14    Orang tua akan mendorong anaknya untuk belajar dengan adanya Ujian Nasional (UN).
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    30    75,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)      4    10,00    Sangat Rendah  (negatif)
Tidak Setuju      4    10,00    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)      2      5,00    Sangat rendah (negatif)
Total     40    100,00   
    Sumber: Data Angket pada item No. 14
Tabel 4.14 mendeskripsikan bahwa ada 30 (75,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 4 (10,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); 4 (10,00%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan 2 (5,00%) siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif). Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif), sedangkan pernyataan setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju berada pada tingkat persepsi negatif. Hal ini berarti bahwa dengan Ujian Nasional (UN) itu orang tua siswa akan mendorong atau memacu semangat anaknya untuk belajar lebih giat dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). Deskripsi menggambarkan bahwa ada persepsi positif dari siswa keberadaan Ujian Nasional (UN) ini. Artinya bahwa semangat belajar yang muncul dari diri siswa akan meningkat bila ada dukungan dan dorongan dari orang lain.


Tabel 4.15    Siswa akan mengikuti Ujian Nasional (UN) karena merupakan ketentuan pemerintah.
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    28    70,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)     9    22,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju     3      7,50    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)     0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40       100,00   
    Sumber: Data Angket pada item No. 15
Tabel 4.15 mendeskripsikan bahwa ada 28 (70,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 9 (22,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 3 (7,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju berada pada tingkat persepsi tinggi (positif), sedangkan pernyataan setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju berada pada tingkat persepsi negatif. Hal ini berarti bahwa siswa mempersepsikan bahwa Ujian Nasional (UN) itu merupakan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional yang harus dilaksanakan.
Tabel 4.16 Dengan Ujian Nasional (UN) siswa akan senang berkompetisi
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    12    30,00    Rendah  (negatif)
Setuju (S)    27    67,50    Tinggi (positif)
Tidak Setuju      1    2,50    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)     0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40       100,00   
       Sumber: Data Angket pada item No. 16
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa ada 12 (30,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 27 (67,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 1 (2,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Data ini mendeskripsikan bahwa siswa mempersepsikan bahwa Ujian Nasional (UN) itu merupakan ajang berkompetisi bagi mereka.
Tabel 4.17    Dengan memperoleh nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) akan mengangkat citra sekolah
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    31    77,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)      9    22,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju      0     0%    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)     0     0    Sangat rendah (negatif)
Total     40       100,00   
Sumber: Data Angket pada item No. 17

Tabel 4.17 mendeskripsikan bahwa ada 31 (77,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 9 (22,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan siswa berpersepsi dengan memperoleh nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) akan mengangkat citra sekolah. Dengan persepsi ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi untuk mengangkat citra sekolah mereka melalui prestasi yang memuaskan pada Ujian Nasional (UN).

Tabel 4.18    Dengan memperoleh nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) akan mengangkat kehormatan orang siswa
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    31    77,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)      9    22,50    Rendah  (negatif)
Tidak Setuju      0     0    Sangat Rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)     0     0    Sangat rendah (negatif)
Total     40       100,00   
       Sumber: Data Angket pada item No. 18
Tabel 4.18 mendeskripsikan bahwa ada 31 (77,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 9 (22,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan persepsi bahwa dengan memperoleh nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) akan mengangkat kehormatan orang tua mereka. Dengan persepsi ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi untuk mengangkat kehormatan atau nama baik orang tua mereka melalui prestasi yang memuaskan pada Ujian Nasional (UN).
Tabel 4.19    Siswa akan kehilangan berkompetisi bila Ujian Nasional (UN) ditiadakan
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    30    75,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)      7    17,50    Sangat Rendah (negatif)
Tidak Setuju      3       7,50    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40         100,00   
     Sumber: Data Angket pada item No. 19
Tabel 4.19 mendeskripsikan bahwa ada 30 (75,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 7 (17,50%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); 3 (7,50%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif). Data ini menggambarkan siswa berpersepsi bahwa dengan ditiadakannya Ujian Nasional (UN) mereka akan kehilangan untuk berkompetisi. Dengan persepsi ini akan siswa akan berkurang keaktifan dan semangat belajarnya. Hal ini menggambarkan bahwa para siswa masih mempertahankan keberadaan Ujian Nasional (UN) sebagai ajang untuk berkompetisi.
Tabel 4.20    Siswa tidak senang melihat orang-orang menentang Ujian Nasional (UN)
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih     Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    28    70,00    Tinggi (positif)
Setuju (S)     7    17,50    Sangat Rendah (negatif)
Tidak Setuju      4    10,00    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)      1       2,50    Sangat rendah (negatif)
Total     40         100,00   
     Sumber: Data Angket pada item No. 20
Tabel 4.20 mendeskripsikan bahwa ada 28 (70,00%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 7 (17,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); 4 (10,00%) siswa yang menyatakan tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif); dan 1 (2,50%) siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan tingkat persepsi sangat rendah (negatif). Data ini menunjukkan bahwa siswa tidak senang melihat orang-orang yang menentang Ujian Nasional (UN). Dengan persepsi ini dapat dipahami bahwa siswa masih mengharapkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sebagai ujian akhir mereka untuk menyelesaikan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama.
Tabel 4.21    Dengan memperoleh nilai tertinggi Ujian Nasional (UN), siswa akan mendapat pujian dari masyarakat.
Pilihan Siswa    Jumlah Siswa
yang memilih    Persentase
(%)    Indikator
Tingkat Persepsi
Sangat Setuju (SS)    27    67,50    Tinggi (positif)
Setuju (S)    13    32,50    Sangat Rendah (negatif)
Tidak Setuju    0    0    Sangat rendah (negatif)
Sangat Tidak Setuju (STS)    0    0    Sangat rendah (negatif)
Total     40         100,00   
     Sumber: Data Angket pada item No. 21
Tabel 4.21 mendeskripsikan bahwa ada 27 (67,50%) siswa yang menyatakan sangat setuju dengan tingkat persepsi tinggi (positif); 13 (32,00%) siswa yang menyatakan setuju dengan tingkat persepsi rendah (negatif); dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data ini menunjukkan bahwa siswa tidak senang melihat orang-orang yang menentang Ujian Nasional (UN). Hal menggabarkan bahwa dengan memperoleh nilai tertinggi Uijian Nasional (UN) siswa akan mendapat pujian dari masyarakat. Dengan persepsi ini siswa akan belajar lebih giat demi untuk mendapatkan pujian dari masyarakat melalui prestasi tertinggi dalam Ujian Nasional (UN).



C. Pembahasan Hasil Penelitian
        Berdasarkan data-data yang telah disajikan sebelumnya, dapat digambarkan bahwa persepsi siswa tentang Ujian Nasional (UN) masih menunjukkan persepsi yang positif, sebagaimana berikut ini.
1.    Persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN) pada SMPN 6 Kulisusu Kabupaten Buton Utara yang berasal dari dalam diri siswa adalah :
a.    Pentignya Ujian Nasional (UN). Dari data Tabel 4.1 menunjukkan bahwa siswa menganggap bahwa Ujian Nasional (UN) itu sangat penting. Hal dapat dilihat pada item 1 menunjukan tingkat persepsi 72,50 persen, dengan indikator tinggi (positif). Seorang siswa yang menganggap Ujian Nasional (UN) itu penting, maka akan diperhatikan oleh siswa. Dengan kata lain, siswa akan memperhatikan dan mempersiapkan segala sesuatunnya yang berkaitan dengan Ujian Nasional (UN) tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Mar'at (dalam Aryanti, 1995:17) bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Dengan cakrawala dan pengetahuan siswa tentang pentingnya Ujian Nasional (UN) itu siswa akan memperhatikan dan mempersiapkan segala sesuatunnya yang berkaitan dengan Ujian Nasional (UN) sehingga akan berdampak positif bagi persepsi mereka.         
b.    Ujian Nasional (UN) menentukan keberhasilan siswa. Dari data Tabel 4.2 pada item 2 menunjukkan bahwa tingkat persepsi 65 persen, dengan indikator tinggi (positif). Dengan proses kognitif bahwa Ujian Nasional (UN) menentukan keberhasilan siswa, maka siswa akan giat belajar untuk meraih keberhasilan, dalam Ujian Nasional (UN). Faktor penentu keberhasilan inilah yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN).       
c.    Ujian Nasional (UN) sebagai sumber motivasi untuk belajar. Dari data Tabel 4.3 pada item 3 menunjukkan bahwa tingkat persepsi 67,5 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini menunjukan tingkat motivasi yang untuk belajar dengan adanya Ujian Nasional (UN). Jika siswa termotivasi tinggi untuk belajar, maka akan diikuti pula dengan peningkatan hasil belajar atau prestasi yang maksimal. Azwar (1995:82) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari dua faktor, yakni (1) faktor personal atau fungsional, dan (2) struktural. Faktor-faktor personal (fungsional) antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif (motivasi), dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Motivasi untuk memperoleh nilai tertinggi inilah yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN). Hal ini dipertegas oleh Slameto (1987:57) motivasi untuk memperoleh nilai tertinggi adalah salah satu faktor yang akan memacu semangat belajar siswa.
d.    Perasaan malu bila tidak lulus Ujian Nasional (UN). Dari data Tabel 4.6 pada item 6 menunjukkan tingkat persepsi 67 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa rasa malu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi siswa untuk belajar lebih giat untuk bisa memperoleh nilai yang memuaskan. Untuk menghilangkan rasa malu ini siswa belajar sungguh-sungguh untuk memperoleh nilai yang memuaskan dalam Ujian Nasional (UN). 
e.    Perasaan senang siswa belajar kelompok dengan teman-temannya bila menghadapi Ujian Nasional (UN). Dari data Tabel 4.7 pada item 7 menunjukkan tingkat persepsi 70 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) membangkitkan semangat dan usaha siswa untuk menguasai materi pelajaran yang diujinasionalkan dengan melalui upaya berlajar kelompok. Hal ini pula didorong oleh motivasi untuk mendapatkan nilai yang memuaskan dalam Ujian Nasional (UN).
f.    Kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional. Dari data Tabel 4.8 pada item 8 menunjukkan tingkat persepsi 75 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa kecemasan itu adalah merupakan bentuk gugatan awal dari dalam diri siswa dalam mempersepsikan Ujian Nasional (UN) bentuk evaluasi yang menentukan keberhasilan. Dengan persepsi akan melahirkan upaya maksimal dari siswa untuk menguasai materi pelajaran yang diujinasionalkan (UN) membangkitkan semangat dan usaha siswa untuk menguasai materi pelajaran yang diujinasionalkan. Deskripsi menggambarkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) menimbulkan perasaan cemas khwatir dari dalam diri siswa yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (1987:57) persaan cemas atau khawatir (anxiety) dari dalam diri siswa akan memacu semangat mereka untuk belajar.
g.    Persaan bahagia siswa bila memperoleh nilai yang memuaskan dalam Ujian Nasional (UN). Dari data Tabel 4.9 pada item 9 menunjukkan tingkat persepsi 85 persen, dengan indikator sangat tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa perasaan bahagia siswa bila memperoleh nilai memuaskan dalam Ujian Nasional (UN) akan menjadi pemicu dalam untuk belajar lebih giat.
h.    Siswa akan mengerjakan atau menjawab soal-soal Ujian Nasional (UN)  tahun sebelumnya, sebagai upaya persiapan menghadapai Ujian Nasional (UN). Dari data Tabel 4.10 pada item 10 menunjukkan tingkat persepsi 65 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa siswa akan melakukan upaya-upaya diantaranya mengerjakan atau menjawab soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun sebelumnya dalam mempersiapkan diri mereka untuk memperoleh nilai memuaskan dalam Ujian Nasional (UN).
i.    Siswa akan mengikuti pembahasan soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun-tahun sebelumnya yang akan diadakan oleh tiap guru bidang  studi, karena mereka cemas akan kesulitan menjawab soal-soal UN. Dari data Tabel 4.11 pada item 11 menunjukkan tingkat persepsi 65 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan adanya Ujian Nasional (UN) siswa akan siap mengikuti pembahasan soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun-tahun sebelumnya yang akan diadakan oleh tiap guru bidang  studi. Ini menunjukkan bahwa keberadaan Ujian Nasional (UN) akan membangun semangat belajar bagi siswa.
j.    Dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN), siswa akan senang berkompetisi dengan siswa dari sekolah lain. Dari data Tabel 4.16 pada item 16 menunjukkan tingkat persepsi 67,50 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan adanya Ujian Nasional (UN), siswa akan berkompetisi dengan siswa dari sekolah lain. Persepsi ini memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar  dengan sungguh-sungguh agar berhasil dari kompetisi Ujian Nasional (UN).
k.    Dengan ditiadakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN), siswa merasa kehilangan untuk berkompetisi dan berprestasi. Dari data Tabel 4.19 pada item 19 menunjukkan tingkat persepsi 75 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan ditiadakanya Ujian Nasional (UN), siswa merasa kehilangan untuk berkompetisi dan berprestasi. Ini menggambarkan bahwa siswa masih membutuhkan keberadaan Ujian Nasional (UN) sebagai media untuk berkompetisi dan berprestasi.
l.    Siswa tidak melihat orang-orang yang menolak dan menentang pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Dari data Tabel 4.20 pada item 20 menunjukkan tingkat persepsi 70 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa siswa masih menerima keberadaan Ujian Nasional (UN) sebagai momen untuk  menguji kemampuan mereka dalam menguasai pelajaran yang diujinasionalkan. 
2.    Persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN) pada SMPN 6 Kulisusu Kabupaten Buton Utara yang berasal dari luar diri siswa adalah:
a.    Nilai Ujian Nasional (UN) sebagai syarat untuk masuk sekolah favorit. Dari data Tabel 4.4 pada item 4 menunjukkan bahwa tingkat persepsi 65 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa siswa mengetahui nilai Ujian Nasional (UN) akan dijadikan syarat untuk seleksi ke sekolah favorit, maka siswa yang memiliki cita-cita untuk masuk di sekolah favorit, mereka akan belajar sungguh-sungguh, maka dengan sendirinya akan menguasai materi pelajaran.
b.    Mata Pelajaran Ujian Nasional (UN) sebaiknya tidak terbatas 4 mata pelajaran saja (Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam). Dari data Tabel 4.5 pada item 5 menunjukkan bahwa siswa merasa cukup empat mata pelajaran ini sebagai mata pelajaran Ujian Nasional (UN). Hal ini dapat dilihat bahwa item ini menunjukkan tingkat persepsi rendah (negatif). Hal ini dapat dimaknai atau dideskripsikan bahwa mata pelajaran untuk Ujian Nasional (UN) saat ini, yakni mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam  dianggap sudah cukup, dengan demikian tidak perlu ditambah.
c.    Nasehat orang tua agar siswa mengerjakan soal-soal latihan Ujian Try out (uji coba) Ujian Nasional (UN) dengan sungguh-sungguh. Dari data Tabel 4.12 pada item 12 menunjukkan tingkat persepsi 62 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan adanya Ujian Nasional (UN) siswa akan siap mengerjakan soal-soal latihan Ujian Try out (uji coba) Ujian Nasional (UN) dengan sungguh-sungguh. Ini menunjukkan bahwa semangat dan persepsi positif mereka dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).
d.    Dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN), orang tua siswa akan menyediakan buku-buku latihan UN. Dari data Tabel 4.13 pada item 13 menunjukkan tingkat persepsi 65 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan adanya Ujian Nasional (UN), siswa akan mendapat dukungan dari orang tua berupa menyediakan buku-buku latihan UN. Ini menunjukkan bahwa, siswa yang memiliki harapan dan cita-cita memperoleh nilai yang memuaskan dalam Ujian Nasional (UN), mereka akan belajar dengan sungguh-sungguh.
e.    Dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN), para orang tua siswa akan mendorong anaknya untuk belajar lebih giat di rumah. Dari data Tabel 4.14 pada item 14 menunjukkan tingkat persepsi 75 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan adanya Ujian Nasional (UN), para orang tua siswa akan mendorong anaknya untuk belajar lebih giat di rumah. Ini menggambarkan bahwa dengan dorongan dan motivasi orang tua, para siswa akan belajar  dengan sungguh-sungguh dalam menghdapi Ujian Nasional (UN). Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (1987:67) bahwa peran orang tua adalah salah satu faktor penentu keberhasilan prestasi belajar siswa di sekolah.
f.    Siswa akan mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (UN), karena telah menjadi aturan pemerinath. Dari data Tabel 4.15 pada item 15 menunjukkan tingkat persepsi 70 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa siswa akan mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (UN) ini karena sudah merupakan ketentuan pemerintah yang harus ditaati dan dilaksanakan serta merupakan proses ujian akhir untuk masuk kejenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Persepsi ini memberikan dorongan kepada siswa untuk melaksanakan Ujian Nasional (UN) melalui usaha belajar keras. Hal ini sejalan dengan pendapat Azwar (1995:82) bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor struktural, yaitu faktor dari luar individu, yaitu hukum-hukum dalam dalam masyarakat termasuk kebijakan tentang Ujian Nasional (UN).
g.    Siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam Ujian Nasional (UN) akan mengangkat citra sekolah. Dari data Tabel 4.17 pada item 17 menunjukkan tingkat persepsi 77,5 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan memperoleh nilai tertinggi dalam Ujian Nasional (UN) siswa mengangkat citra sekolah mereka. Persepsi ini akan mendorong siswa belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengangkat citra sekolah mereka.
h.    Dengan memperoleh nilai tertinggi dalam Ujian Nasional (UN) akan mengangkat kehormatan kedua orang tua siswa. Dari data Tabel 4.18 pada item 18 menunjukkan tingkat persepsi 77,5 persen, dengan indikator tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa siswa akan mengangkat kehormatan orang tua mereka, bila memperoleh nilai tertinggi dalam Ujian Nasional (UN). Persepsi ini memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar berhasil mengangkat kehormatan kedua orang tua mereka. Motif untuk mengangkat kehormatan orang tua inilah akan menjadi pendorong dan penggerak bagi siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Hal sejalan dengan padangan Rahmat (dalam Kusuma, 2009:23) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor struktural atau faktor dari luar individu, yaitu berupa nilai-nilai dalam masyarakat.
i.    Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam Ujian Nasional (UN) akan mendapat pujian dari masyarakat. Dari data Tabel 4.21 pada item 21 menunjukkan tingkat persepsi 67,5 persen, dengan indikator sangat tinggi (positif). Hal ini dapat dideskripsi bahwa dengan adanya Ujian Nasional (UN), siswa akan berkompetisi dengan siswa dari sekolah lain. Persepsi ini memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar  dengan sungguh-sungguh agar berhasil dari kompetisi Ujian Nasional (UN). Dalam teori reinforcement (penguatan), reward (penghargaan) berupa pujian akan menimbulkan dorongan kuat untuk belajar sungguh-sungguh, (Usman, 2000:72).    







BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) masih memberikan efek persepsi positif bagi siswa. Kesimpulan ini didukung oleh data-data penelitian, bahwa tingkat persepsi siswa terhadap Ujian Nasional (UN) menunjukkan indikator sangat tinggi (positif), yakni berada pada level persentase 62% sampai dengan 85%. Persepsi positif ini dapat dilihat dari: (1) kemauan dan motivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) berada pada rata-rata 72,50 persen dengan tingkat persepsi tinggi (positif) (2) perasaan cemas tidak berhasil dalan Ujian Nasional berada pada rata-rata persepsi 80,50 persen dengan tingkat persepsi tinggi (positif), (3) rasa bahagia bila lulus Ujian Nasional (UN) berada pada rata-rata 85,00 persen dengan tingkat persepsi tinggi (positif), (4) dorongan para orang tua agar anaknya belajar sunggugh-sungguh dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) berada pada rata-rata 75,00 persen dengan tingkat persepsi tinggi (positif), (5) ketaatan pada kebijakan Ujian Nasional (UN) berada pada rata-rata 77,50 persen dengan tingkat persepsi tinggi (positif), dan (6) dorongan untuk meraih nilai kehormatan dan citra dalam masyarakat berada pada rata-rata 75,00 persen dengan tingkat persepsi tinggi (positif).  


B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada:
1.    Pemerintah khususnya kementrian pendidikan agar tetap mempertahankan kebijakan Ujian Nasional (UN), karena masih memberikan persepsi positif terhadap siswa dalam usaha-usaha menambah dan memperkuat pengetahuan mereka melalui usaha belajar sungguh-sungguh dan latihan-latihan dalam mengahdapi Ujian Nasional (UN).
2.    Kepada pihak sekolah agar selalu memfasilitasi siswa untuk menambah dan memperkuat pengetahuan mereka melalui peningkatan kualitas dan kuatitas proses belajar mengajar dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).
3.    Kepada orang tua  agar selalu mendorong anaknya untuk belajar sungguh-sungguh dirumah, dan menyediakan sumber belajar dan latihan terutama yang berkaitan dengan buku-buku panduan Ujian Nasional (UN).          














DAFTAR PUSTAKA



Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Aryanti. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan 

Azwar, Saifuddin. 1995. Persepsi Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Nasional Standar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2011. Badan Standar Nasional Pendidikan: Pos UN SMP/SMA 2011. Jakarta: Depdiknas.

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 

Jalal, Fasli, dan Supriadi. 2002. Penjabaran POS UN SMP/SMA 2012. Jakarta: Depdiknas. 

Kartono, K., 1979. Teori Kependidikan. Bandung: Alumni Press.

Kusuma, Ardiyana. 2009. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kebijakan Ujian Nasional dan Citra Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII IPS SMA Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung. Skripsi, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang.

Lestari. 1999. Teori Persepsi dan Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jakarta: Bina Aksara

Nawawi, Imam. 1983. Pengantar Penelitian Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta. 

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahman. 2010. Bentuk-Bentuk Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Depdiknas.

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rigio. 1990. Teori Komunikasi Persepsi.  Jakarta, Rineka Cipta. 

Sabri. 1993. http://tentang.teori.persepsikomunikasi.blogspot.com. (diakses 2 Februari. 2011)

Sasanti. 2003. http:// Pengertian Persepsi. Blogspot.com. (diakses 2 Februari. 2011)

Semiawan, Conny R., 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta: Depdikbud.

Sochib, Ahmad.1991. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

Tjokrosujoso, Darsono.  1996. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Usman, Moh. Uzer. 2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

























Lampiran 1: Kisi-kisi Angket Penelitian

Kisi-Kisi Angket Penelitian
Indikator    Item/Butir Soal    Jumlah
soal

a. Motivasi siswa untuk belajar karena adanya ujian nasional
   
1, 3, 5, 10, 19, 20   
6

b. Kepribadian: kesungguhan siswa untuk belajar karena siswa kuatir atau cemas serta perasaan malu tidak bisa menjawab soal ujian dan tidak lulus ujian
   


6, 8, 11   


3

c. Kebutuhan akan rasa bahagia bila siswa lulus ujian nasional
   
 7, 9, 16   
3

a. Lingkungan Keluarga motivasi belajar siswa karena dukungan orang tua
   
12, 13, 14   
3

b. Hukum-hukum yang berlaku, yakni ujian nasional merupakan ketentuan yang harus dijalankan oleh siswa
   
2, 4, 15   
3

c. Nilai-nilai dalam masyarakat yang mendorong siswa untuk belajar seperti kehormatan dan citra orang tua berupa pujian dari masyarakat
   
17, 18, 21   
3
Jumlah Soal Keseluruhan     21


Lampiran 2.

Daftar angket tentang persepsi siswa terhadap Ujian Nasional

Petunjuk
1. Tulis nama anda pada tempat yang disediakan
2. Bacalah dulu setiap pertanyaan dengan cermat
3. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan anda
Nama            : .................................................................
Kelas            : .................................................................
Nomor Induk        : .................................................................
Nomor Absen        : .................................................................

B. Pernyataan angket

1. Saya berpendapat bahwa Ujian Nasional itu sangat penting.
    A. Sangat setuju                                             C. Tidak setuju
    B. Setuju                                                         D.Sangat tidak setuju
2. Saya akan lebih giat belajar dalam menghadapi ujian Nasional Nanti karena Nilai Ujian Nasional sebagai syarat keberhasilan saya.
    A. Sangat setuju                                               C. Tidak setuju
    B.  Setuju                                                          D. Sangat tidak setuju
3. Dengan adanya Ujian Nasional, saya akan termotivasi untuk belajar lebih giat.
    A. Sangat setuju                                              C. Tidak setuju
    B. Setuju                                                          D. Sangat tidak setuju.

4. Sejak saat ini saya harus berusaha untuk menguasai materi pada mata pelajaran Ujian Nasional karena Nilai Ujian Nasional sebagai syarat penentu untuk masuk di sekolah-sekolah favorit.
    
    A. Sangat setuju                                                   C. Tidak setuju.
     B. Setuju                                                              D. Sangat tidak setuju.
5.  Mata Pelajaran yang di Ujinasionalkan sebaiknya tidak terbatas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja
    A Sangat setuju                                                    C. Tidak setuju.
    B. Setuju                                                               D. Sangat tidak setuju.
6. Saya akan lebih giat belajar bila menghadapi Ujian Nasional (UN), karena merasa malu bila saya tidak lulus Ujian Nasional.
   A. Sangat setuju                                                      C Tidak setuju
   B. Setuju                                                                 D. Sangat tidak setuju.



7. Saya senang belajar kelompok dengan teman-teman saya bila menghadapi Ujian Nasional nanti
    A. Sangat setuju                                                      C. Tidak setuju.
    B. Setuju                                                                  D. Sangat tidak setuju.

8. Saya akan lebih giat belajar bila menghadapi Ujian Nasional (UN), karena Saya
    merasa cemas kalau saya tidak bisa mengerjakan Soal Ujian Nasional.
     A. Sangat setuju                                                       C. Tidak setuju
     B. Setuju                                                                   D. Sangat tidak setuju.

9. Saya merasa bahagia bila Nilai Ujian Nasional saya memuaskan.
     A. Sangat setuju                                                      C. Tidak setuju
     B. Setuju                                                                  D. Sangat tidak setuju.

10. Saya akan mengerjakan atau menjawab soal-soal Ujian Nasional Tahun-Tahun yang lalu sebagai upaya persiapan menghadapi Ujian Nasional.
      A. Sangat setuju                                                        C. Tidak setuju.
      B. Setuju                                                                   D. Sangat tidak setuju.

11. Saya akan mengikuti pembahasan Soal-Soal Ujian Nasional dengan serius yang diadakan oleh tiap guru bidang studi, karena saya kuatir tidak bisa menjawab soal Ujian Nasional.    
      A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
      B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

12. Orang tua saya menasehati agar saya mengerjakan soal-soal latihan atau Ujian Try Out Ujian Nasional dengan sungguh-sungguh.    
      A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
      B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

13. Dengan pelaksanaan Ujian Nasional, orang tua saya menyediakan buku-buku latihan persiapan Ujian Nasional.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
      B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

14. Dengan pelaksanaan Ujian Nasional, orang tua saya selalu mendorong saya untuk belajar lebih giat lagi di rumah.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

15. Saya akan mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional, karena telah menjadi aturan pemerintah.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.


16. Saya senang dapat berkompetisi dengan siswa dari sekolah lain, dengan pelaksanaan Ujian Nasional.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

17. Bila saya mendapat nilai tertingi dalam Ujian Nasional, itu akan mengangkat citra sekolah saya.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

18. Bila saya mendapat nilai tertingi dalam Ujian Nasional, maka saya akan dapat mengangkat kehormatan kedua orang tua saya.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

19. Saya akan merasa kehilangan untuk berkompetisi dan berprestasi bila Ujian
      Nasional ditiadakan
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

20.  Saya tidak senang melihat orang-orang yang menolak dan menentang
        pelaksanaan Ujian Nasional
       A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

21. Bila saya mendapat nilai tertingi dalam Ujian Nasional, maka saya akan dapat pujian dari masyarakat.
A. Sangat setuju                                                           C. Tidak setuju.
       B. Setuju                                                                       D. Sangat tidak setuju.

















Lampiran 3. Data Hasil Angket

Nomor     Nomor Pertanyaan Angket/Jawaban Siswa
Sampel    1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20    21
1    SS    S    S    SS    S    S    SS    SS    SS    S    S    S    SS    S    S    S    SS    SS    TS    S    SS
2    SS    S    S    SS    TS    S    S    S    SS    SS    S    S    SS    S    S    S    S    S    SS    S    S
3    S    SS    S    SS    TS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS
4    SS    S    SS    S    S    SS    S    TS    SS    S    S    SS    S    S    S    S    SS    SS    TS    SS    SS
5    SS    SS    SS    S    TS    STS    S    STS    SS    S    S    SS    SS    S    SS    S    SS    SS    STS    TS    SS
6    SS    SS    SS    S    TS    TS    S    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    STS    TS    SS
7    TS    TS    TS    TS    TS    TS    TS    TS    S    TS    TS    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S
8    S    S    SS    S    S    SS    S    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    S    SS
9    SS    SS    SS    SS    TS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S
10    SS    SS    SS    SS    SS    STS    TS    TS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    TS    SS    SS    TS    TS    S
11    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    SS    S    S    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    S    S
12    S    SS    SS    S    TS    TS    SS    STS    SS    S    SS    S    S    S    S    S    SS    SS    TS    TS    SS
13    SS    SS    SS    SS    STS    STS    SS    STS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS
14    S    S    SS    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S
15    S    S    SS    S    S    S    SS    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S
16    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    SS    S    S    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    S    S
17    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    SS    S    S    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    S    S
18    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S
19    S    S    S    S    S    S    S    SS    S    SS    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S
20    SS    S    SS    SS    S    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS
21    SS    SS    S    SS    TS    SS    SS    SS    SS    S    S    S    S    SS    S    S    SS    SS    SS    SS    S
22    SS    SS    S    SS    S    S    SS    S    SS    S    SS    SS    S    S    S    S    S    S    S    S    S
23    SS    S    SS    S    TS    SS    SS    SS    SS    SS    S    S    S    S    S    S    SS    SS    S    SS    S
24    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    TS    SS    S    SS    S    SS    SS    SS    S    SS    SS    TS    SS    SS
25    SS    SS    SS    SS    TS    STS    SS    TS    SS    S    SS    S    SS    SS    SS    S    SS    SS    TS    SS    SS
26    SS    SS    S    SS    TS    S    SS    S    SS    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S    S
27    S    S    S    S    TS    STS    SS    TS    SS    S    SS    S    SS    SS    S    S    SS    SS    S    SS    SS
28    SS    SS    S    SS    S    S    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    S    S    S    SS    SS    STS    STS    SS
29    S    S    SS    TS    S    S    SS    SS    SS    S    S    SS    S    S    TS    S    SS    S    TS    S    SS
30    SS    SS    SS    SS    TS    SS    S    S    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    S    S    S
31    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    S    S    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS
32    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS
33    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS
34    SS    S    S    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS
35    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    S    SS    SS
36    SS    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS
37    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    S    S    SS    SS    SS    SS
38    S    SS    S    S    S    SS    SS    S    SS    SS    SS    S    S    SS    S    S    SS    SS    S    S    S
39    SS    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS
40    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    SS    S    S    SS    SS    SS    SS    S    SS    SS
                                                                                   
 Keterangan:     SS = Sangat Setuju    TS    = Tidak Setuju
        S   = Setuju        STS  = Sangat Tidak Setuju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar