Selasa, 05 Juni 2012

Tugas Sintaksis

TUGAS :
      SINTAKSIS BI
      
OLEH

RAHMAWATI
A2D1 09015



PROGRAM STUDI PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam berbahasa,kita sebenarnya tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi kata- kata itu terangkai sesuai dengan kaidah sehingga membentuk rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan ataupun pikiran yang relative lengkap. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan hal tersebut itulah yang disebut kalimat.
Status sebuah kalimat selaindapat diketahui dari segi kelengkapan, juga dapat dilihat dari unsurnya yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dari segi strukturnya juga dapat diketahui dari kemungkinan dapat dipertukarkannya posisi unsur yang berupa subjek dan predikat. Dan dari segi unsur-unsurnya inilah, sebuah kalimat dikatakan lengkap jika sekurang-kurangnya mengandung dua unsur penting yaitu unsur yang utama adalah subjek dan predikat. Jika diperlukan unsur yang lain berupa keterangan juga dapat disertakan di dalam kalimat tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian lebih lanjut perihal unsur-unsur tersebut.
B.    Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah “Apa sebenarnya yang menjadi ciri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan yang merupakan unsur pembangun kalimat dalam sintaksis?”


C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah:
1.      Memberikan pemahaman tentang unsur-unsur pembangun dalam sebuah    kalimat yakni subjek, predikat, objek, dan keterangan.
2.    Mengetahui apa yang menjadi ciri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan.
D.    Manfaat
Mamfaaat dari adanya pembahasan ini adalah:
1.    Dapat memberi referensi baru perihal penggunaan subjek, predikat, objek, dan      keterangan dalam kalimat.
2.    Dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam suatu kalimat.











BAB II
PEMBAHASAN

    Subjek, predikat,objek,dan keterangan
Pengenalan ciri- ciri subjek predikat,objek pelengkap dan keterangan ini bukan semata-mata untuk menganalisis/menguraikan kalimat atas unsur-unsurnya itu,melainkan untuk mengecek apakah kalimat yang kita hasilkan memenuhi syarat kaidah tata bahasa karena kalimat yang benar harus memiliki kelengkapan unsur kalimat. Berikut ini dikemukakan beberapa ciri unsur kalimat tersebut.
A.    SUBJEK
Dalam pembicaraan tentang kalimat, sudah disinggung-singgung tentang subjek, yaitu unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat disamping unsur predikat. Namun,disini perlu dibicarakan cirri-ciri subjek secara lebih terperinci untuk memperkaya wawasan kita tentang struktur kalimat bahasa Indonesia. Dengan demikian,kalimat-kalimat yang kita hasilkan dapat terpelihara strukturnya. Dengan mengenali kita unsur subjek kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang gramatikal dan kalimat yang tidak gramatikal. Ciri-ciri subjek itu sebagai berikut
    Jawaban atas pertayaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa/siapa yang dinyatakan dalam satu kalimat atau subjek kalimat yang berupa manusia,biasanya digunakan kata Tanya siapa, misalnyaa pada kalimat berikut
1.    Tina belajar
Kita tahu bahwa “Tina belajar” itu kalimat karena verba belajar berfungsi sebagai predikat. Untuk mencari subjek kalimat itu, kita dapat mencari jawaban atas pertanyaan siapa yang belajar. Jawaban dari informasi “Tina belajar”adalah Tina. Oleh karena itu, subjek kalimat itu adalah Tina.Demikiann juga kalimat “Reni telah dikawinkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya”. Dengan mencari jawaban atas pertanyaan siapa yang telah dikawinkan,kita dapat menemukan subjek kalimat ini.
Subjek kalimat bukan berupa manusia,biasanya digunakan kata Tanya ‘apa’. Misalnya:
2.    Perusahaan itu telah maju dengan pesat
Apa saja yang maju dengann pesat? Jawabannya perusahaan itu
3.    Di dalam koper orang itu telah ditemukan suraat-surat berharga.
Subjek kalimat berikut dapat ditemukan dengan mencari jawaban atas apa yang ditemukan? Jawabannya adalah surat-surat berharga.
Penjelasan  : Jika kita perhatikan kalimat di atas, ternyata subjek tidak selalu mendahului predikat,terutama dalam kalimat pasif yang mengedepankan keterangan,kebanyakan subjek terdapat sesudaah predikat. Dalam bahasa surat pada alinea pembuka dan penutup biasanya terdapat susunan kalimat pasif seperti itu. Pada alinea pembuka biasanya terdapat kalimat:
“Kami beritahukan bahwa kuliah semester ganjil akan berakhir bulan ini”.
Predikat kalimat di atas itu adalah “Kami beritahukan”(jika pelaku orang ketiga tunggal bentuk verba pasif menjadi diberitahukan). Oleh karena itu, pertanyaan untuk menemukaan subjek ialah apa yang kami beritahukan.
jawabannya ialah bahwa kuliah semester ganjil akan berakhir bulan ini, jadi subjek kalimat itu bukan kami, melainkan bahwa kuliah semester ganjil akan berakhir bulan ini (berupa anak kalimat),berbeda halnya jika dikatakan sebagai berikut:
“Kami beritahukan bahwa kuliah semester ganjil akan berakhir bulan ini”
Predikat kalimat di atas ialah memberitahukan. Subjek kalimat itu ialah
jawaban atas pertanyaan siapa yang memberitahukan , yakni kami.

B.    PREDIKAT
Ciri-ciri predikat ialah sebagai berikut:
    Jawaban atas Pertanyaan Siapa dan Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi ataas pertanyaan mengapa dan bagaimana adalah predikat kalimat.
Contoh:
1.    Sulistyono menyusun skripsi.
2.    Yani baik-baik saja.
3.    Candi Borobudur telah dipugar untuk mempertahankan kejayaan masa lampau.
4.    Badan organisasi PBB memberi bantuan pemugaran itu.
Dalam kalimat (1) menyusun merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa Sulistyono dan (2) baik-baik merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana Yani .
Dengan demikian, predikat kalimat (1) adalah menyusun dan predikat kalimat (2) adalah baik-baik. Pada kalimat berikutnya jawaban atas pertanyaan bagaimana candi Borobudur (3) adalah dipugar dan jawaban dari mengapa badan PBB (4) adalah memberi.
    Kata adalah atau ialah
Predikat yang tergolong ini adalah predikaat yang terdapat dalam kalimat yang lazim disebut kalimat nominal. Predikat itu digunakan terutama jika subjek kalimat berupa  unsure yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas, seperti contoh berikut:
5.    Jumlah pelamar lulusan SLTA yang akan diterima sebagai calon pegawai negeri di lingkungan Departemen Keuangan adalah seribu seratus orang.
Namun,jika subjek kalimat berupa unsur yang pendek, batas antara unsur subjek dan pelengkap begitu jelas, predikat( ialah atau adalah) itu dapat tidak dipakai;artinya, kalimat  itu dapat dinyatakan dengan atau tanpa kata adalah atau ialah. Contohnya:
6.    Xantat bahan kimia yang digunakan sebagai kolektor pada proses flotasi  mineral sulfida.
 6a. Xantat adalah bahan kimia yang digunakan sebagai kolektor pada proses flotasi mineral sulfide.
7.    Semiotika ilmu yang mempelajari lambang-lambang dan tanda-tanda.
7a.  Semiotika adalah  ilmu yang mempelajari lambang-lambang dan tanda- tanda.
    Dapat  Diingkarkan
Perhatikan contoh berikut:
8.    Margaret tidak melupakan tugas rumah tangganya.
9.    Di Universitas Oxford tidak dikenal sistem pendidikan massal.
10.     Universitas Kent yang terletak di kota Canterbury tidak termasuk Universitas tua seperti Universitas Oxford.
Predikat kalimat (8) ialah tidak melupakan, kalimat (9) tidak dikenal, kalimat (10) tidak termasuk. Predikat kalimat tersebut berupa verba
11.    Sudah beberapa tahun tiang di rumah itu tidak tegak lagi.
12.    Sebenarnya reegu piala Thomas RRC tidak terlalu kuat.
Predikat kedua kalimat tersebut ialah (11) tidak tegak lagi dan (12) tidak terlalu kuat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina. Contoh lainnya:
13.    Dia bukan mahasiswa.
14.    Universitas Leiden bukan Universitas  muda melainkann telah ratusan tahun usianya.
15.    Menara Eiffel bukan petunjuk zaman keemasan di Paris saja.
Pada kalimat (13)dan(14) pengingkaran bukan terletak di depan nomina predikat. Jika terdapat predikat merupakan, kata bukan terletak di depan predikat merupakan seperti pada contoh (15) di atas
C.    OBJEK
Ciri-ciri objek adalah sebagai berikut:
    Langsung di Belakang Predikat
Sebagaimana dibicarakan di atas, objek terdapat dalam struktur kalimat aktif transitif, yaitu kalimat yang memiliki unsure subjek, predikat, dan objek. Dalam struktur kalimat aktif hanya ada dua pilihan urutan, yaitu (1) urutan dasar (paling umum dipakai): subjek-predikat-objek dan (2) urutan variasi: predikat- objek –subjek. Dari  kedua pola urutan itu, terlihat bahwa objek tidak mempunyai kebebasan tempat., selalu menempati posisi di belakang predikat, baik pada urutan dasar maupun variasi. Contoh berikut memperjelas hal itu.
16.    George Brizet// meraih //Grand Prix de Rome.
17.    Dia// menciptakan// sejumlah opera.
(16a) Meraih// Grand Prix de Rome// George Brizet.
(17a) Menciptakan// sejumlah opera// dia.
Kedua kalimat pertama (16-17) mempunyai urutan S-P-O, sedangkan kedua kalimat terakhir (16a-17a) mempunyai urutan P-O-S. Kalimat seperti (16) itu tidak dikatakan seperti di bawah ini.
(16b) Grand Prix de Rome// George Brizet// meraih.
(16c) Grand Prix de Rome// meraih// George Brizet.
(16d) Meraih// George Brizet// Grand Prix de Rome.
Demikian juga, kalimat (17) tidak dikatakan sebagai berikut.
(17b) Sejumlah opera// dia //menciptakan.
(17c)  Sejumlah opera// menciptakan// dia.
(17d)  Menciptakan// dia// sejumlah opera.
Jadi, jelaslah bahwa objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
    Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif, sebagaiman dikemukakan di atas, dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Walaupun objek itu telah menjadi subjek, prannya tetap sebagai sasaran. Contoh berikut menunjukan  perubahan unsur objek kalimat aktif  menjadi subjek kalimat pasif.
18.    Pemuda Indonesia// dapat menciptakan// teknologi listrik.
19.    Orang// menemukan// jaring// di Sungai Mahakam.
20.    Saya// sudah melihat// jaring itu.
Ketiga kalimat itu dapat dijadikan pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsure objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
(18a). Teknologi listrik// dapat diciptakan// (oleh) pemuda Indonesia.
(19a)  Pesut itu// ditemukan// (oleh) orang// di Sungai Mahakam.
(20a)  Pesut itu// sudah saya lihat.
Unsur teknologi listrik yang menjadi objek kalimat aktif (18) menjadi subjek kalimat pasif (18a); unsur jaring dalam kalimat aktif (19) dan (20) menjadi subjek dalam kalimat pasif (19a-20a). Meskipun unsur (18) teknologi listrik serta jaring (19a-20a) itu menjadi subjek kalimat-kalimat pasif itu. Kedua unsur itu tetap sebagai sasaran, bukan sebagai pelaku seperti pemuda Indonesia (18), orang (19), dan saya (20) dalam kalimat aktif.


D.    KETERANGAN
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya member informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan  ini dpat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi seperti; di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untu. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini dikemukakan  beberapa cirri dan jenis keterangan
    Bukan Unsur Utama
Berbeda dari  subjek, predikat dan objek, keterangan merupakan unsure tambahan (periferal), yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib. Jika dalam sebuah kalimat tidak ada unsur keterangan, kalimat itu masih tetap gramatikal (benar) asalkan syarat utama terpenuhi, yaitu adanya unsur subjek, predikat dan objek.
Mengenai kehadiran keterangan ini, ada catatan yang perlu diperhatikan. Dalam struktur kalimat seperti berikut unsur keterangan tidak dapat ditiadakan.
21.    Cincin itu terbuat dari emas.
22.    Santi bertempat tinggal di Pasar Baru.
Unsur (21) dari  emas dan (22) di Pasar Baru merupakan unsure wajib dalam struktur seperti itu. Jadi, tidak semua keterangan dapat ditiadakan. Dalam struktur seperti itu sifat kehadiran keterangan wajib, seperti halnya objek dan predikat bersifat wajib.


    Tidak Terkait Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau di akhir kalimat, di antara subjek dan predikat. Contoh:
23.    Sekarang// manusia telah dapat menciptakan teknologi canggih.
24.    Manusia telah dapat menciptakan teknologi canggih// sekarang.
25.    Manusia// sekarang// telah dapat menciptakan teknologi canggih.
Jenis keterangan itu dapat berupa : Keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan cara, keterangan sebab, keterangan tujuan dan lain sebagainya.













BAB III
                     PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa subjek, predikat, objek, dan keterangan merupakan unsur-unsur pembangun kalimat yang kehadirannya menentukan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau  pikiran yang relatif lengkap yang mempunyai cirinya masing-masing. Ciri dari subjek adalah jawaban atas pertanyaan apa atau siapa, ciri predikat adalah jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana, kata adalah atau ialah, dan dapat diingkarkan, ciri objek adalah langsung di belakang predikat, serta dapat menjadi subjek kalimat pasif, dan ciri keterangan adalah bukan unsur utama dan tidak terkait posisi.

B.    Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan terkait dengan pembahasan ini adalah:
1.    Pembahasan mengenai subjek, predikat, objek, dan keterangan ini sekiranya dapat di pahami sebagai referensi dalam membuat sebuah kalimat.
2.    Diharapkan agar pembaca tidak hanya berpatok pada pembahasan ini saja tapi juga dapat mencari referensi baru yang dapat menjadi media




DAFTAR PUSTAKA
Mustakim. 1994. Membina kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia
   Pustaka Utama.
Effendi.S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia  dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Utama.
Tarigan, Henri Guntur. 1993. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Konisi, La Yani. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Unhalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar